Sabtu, 01 Desember 2018

Penyebab Hilangnya Minat Belajar serta Cara untuk Menumbuhkan Minat Belajar Siswa


     Penyebab Hilangnya Minat Belajar serta Cara untuk Menumbuhkan 
Minat Belajar Siswa


a.      Penyebab Hilangnya Minat Belajar Siswa
Adapun penyebab hilangnya minat belajar siswa, antara lain meliputi:
1)      Kelainan jasmani, seperti cacat, kondisi fisik lemah, dan sebagainya.
2)      Pelajaran  di kelas kurang nyaman.
3)      Kemampuan anak terlalu tinggi sedangkan penyampaian materi yang monoton.
4)      Ada masalah kejiwaan.
5)      Perhatian utama dicurahkan di luar kelas.
6)      Sikap pura-pura
7)      Ada konflik pribadi dengan guru.

    1. Cara-Cara untuk Menumbuhkan Minat Belajar Siswa
Adapun cara-cara untuk menumbuhkan minat belajar siswa, antara lain:
1)      Periksalah kondisi jasmani anak.
2)    Gunakan metode yang bervariasi, meliputi pemodelan atau peragaan dan media pembelajaran yang menarik.
3)  Menolong anak terhadap kondisi mental yang baik seperti pujian, hadiah atau  reward.
4)      Chek pada orang atau guru lain.
5)      Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah dan belajar. 
6)    Cobalah untuk menemukan suatu hal yang menarik anak agar tergerak minatnya.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA



FAKTOR YANG MEMPENGARUHI  MINAT BELAJAR SISWA 




Berhasil atau tidak peserta didik dalam belajar disebabkan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi  pencapaian hasil belajar. Faktor tersebut dapat berupa faktor dari dalam individu (faktor internal) seperti faktor kesehatan, bakat dan perhatian, dan faktor dari luar individu (faktor eksternal) seperti keadaan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
a.      Faktor internal
Faktor internal (intern) Merupakan faktor yang mempengaruhi  minat belajar peserta didik yang berasal dari peserta didik sendiri. Yaitu berupa aspek jasmaniah (kesehatan) dan aspek psikologi (perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, daya pikir / intelegensi dan bakat).
1)      Kesehatan
Peserta didik yang sehat jasmani dan rohani akan terdorong untuk belajar dan sebaliknya. Kesehatan jasmani yang terganggu misalnya pilek dan demam, menjadikan peserta didik cepat lelah dalam belajar dan tidak memiliki semangat untuk belajar.
Begitu pula dengan kesehatan rohani, peserta didik yang memiliki rasa kecewa terhadap teman atau orang tua, menimbulkan rasa malas untuk belajar dan tidak adanya konsentrasi terhadap pelajaran tersebut.
2)      Bakat dan intelegensi
Bakat mempengaruhi  belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakat, maka siswa akan berminat terhadap pelajaran tersebut, begitu juga intelegensi, orang yang memiliki intelegensi (IQ) tinggi, umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik, sebaliknya jika seseorang yang “IQ”nya rendah akan mengalami kesukaran dalam belajar.
Lingkungan kelas harus membantu otak membuat hubungan sinapsis. Ketika hubungan-hubungan sinapsis terjadi, jalan-jalan saraf yang kompleks akan terbentuk dan akan meningkatkan kekuatan, kecepatan, dan kecerdasan otak (IQ).[1]
3)       Perhatian
Untuk mencapai hasil belajar yang baik, siswa harus mempunyai perhatian terhadap materi yang dipelajarinya. Hal tersebut akan menimbulkan minat dalam diri peserta didik dan memiliki semangat dalam belajar sehingga mencapai prestasi yang bagus.
b.      Faktor eksternal
Faktor eksternal (ekstern) merupakan faktor yang empengaruhi minat dari luar, yaitu:
1)      Keluarga
Keluarga memiliki peran yang besar dalam menciptakan minat belajar bagi anak. Seperti yang kita tahu, keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama bagi anak Cara orang tua dalam mengajar dapat mempengaruhi  minat belajar anak. Orang tua harus selalu siap sedia saat anak membutuhkan bantuan terlebih terhadap materi pelajaran yang sulit ditangkap oleh anak. Peralatan belajar yang dibutuhkan anak, juga perlu diperhatikan oleh orang tua. Dengan kata lain, orang tua harus terus mengetahui perkembangan belajar anak pada setiap hari.
Faktor orang tua sangat besar pengarunya terhadap keberhasilan anak dalam belajar.[2] Suasana rumah juga harus mendukung anak dalam belajar. Kerapian dan ketenangan perlu dijaga. Hal tersebut bertujuan agar anak merasa nyaman dan mudah membentuk konsentrasinya terhadapa materi yang dihadapi.
2)      Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar.[3] Pengetahuan dan pengalaman yang diberikan melalui sekolah harus dilakukan dengan proses mengajar yang baik. Pendidik menyelenggarakan pendidikan dengan tetap memerhatikan kondisi anak didiknya. Dengan demikian, anak tercipta situasi yang menyenangkan dan tidak membosankan dalam proses pembelajaran.
Faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa di lingkungan sekolah yaitu (a) sistem mengajar / metode pengajaran dari guru, (b) kurikulum, (c) sarana dan prasarana dalam kegiatan pembelajarn misalnya media pembelajaran. Minat belajar peserta didik, dapat tumbuh dalam lingkungan sekolah dengan baik, apabila guru memegang perannya sesuai ketentuan. Guru dapat menimbulkan minat belajar dengan memotivasi mereka, seperti memberikan hadiah pada anak yang mendapat nilai seratus. Guru juga harus pandai dalam memilki pekerjaan rumah yang akan diberikan pada peserta didik. Pekerjaan rumah tersebut jangan sampai membuat peserta didik merasa bosan didepan soal-soal tersebut.
3)      Masyarakat dan Lingkungan sekitar
Kegiatan akademik, akan lebih baik apabila diimbangi dengan kegiatan di luar sekolah. Banyak kegiatan di dalam masyarakat yang dapat menumbuhkan minat belajar anak. Seperti kegiatan karang taruna. Anak dapat belajar berorganisasi di dalamnya. Tapi, orang tua perlu memperhatikan kegiatan anaknya di luar rumah, pergaulan, tempat tinggal dan sekolah. Sebab kegiatan yang berlebih akan menurunkan semangatnya dalam mengikuti pelajaran di sekolah.


[1] Eline B. Johnson, Contextual Teaching & Learning. (MLC), hlm. 54.
[2] Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Cet. V, hlm. 59.
[3] Ibid.