FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI
BELAJAR
Faktor-faktor
psikologis yang mempengaruhi belajar,
termasuk ke dalam internal atau intern, yakni faktor dari dalam diri siswa. Faktor
ini terdiri atas empat aspek yaitu aspek
fisiologis (bersifat jasmaniah), faktor psikologis (bersifat rohaniah),
kelelahan dan lupa :
a.
Aspek Fisiologis
Aspek
fisiologis mempengaruhi belajar
berkenaan dengan keadaan atau kondisi umum jasmani seseorang, misalnya
menyangkut kesehatan atau kondisi tubuh, seperti sakit atau terjadinya gangguan
pada fungsi-fungsi tubuh.[1]
Faktor ini menyangkut hal-hal yang berhubungan
dengan hidup jasmani murid, seperti rasa rendah diri karena gangguan
yang berupa cacat jasmaniah, berupa penyakit dan kelainan-kelainan bentuk tubuh
dan sebagainya.[2]
b.
Aspek Psikologi
Faktor-faktor yang termasuk aspek-aspek
psikologi yang dipandang esensial adalah:
1)
Intelegensi
Kecerdasan atau intelegensia adalah kemampuan
seseorang untuk berpikir, bertindak, dan menguasai lingkungannya.[3]
Intelegensi merupakan kecakapan yang terdiri atas tiga jenis yaitu (1)
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri ke dalam situasi yang baru
dengan cepat dan efektif, (2) mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang
abstrak secara efektif, (3) mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.[4]
2)
Perhatian
Gazali Slameto (1991) menyatakan bahwa
perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata
tertuju kepada suatu objek atau benda-benda atau sekumpulan objek.
3)
Minat
Hilgard memberikan rumusan tentang
minat adalah sebagai berikut: “Interst is persisting tendency to pay
attention to and enjoy some activity or content.
“Minat
adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan”.[5]
Minat terhadap ilmu pengetahuan
serta proses untuk mendapatkannya dicapai dengan cara eksplorasi, observasi dan
eksperimen.[6]
4)
Bakat
Bakat atau aptitude menurut
Hilgard adalah ”the capacity to learn”. Dengan perkataan lain bakat
adalah kemampuan untuk belajar.[7] Bakat
turut menentukan perbedaan-perbedaan pada hasil belajar, sikap, minat, dan
lain-lain.[8] Kemampuan itu baru akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
5)
Motivasi siswa
Motif atau biasa juga disebut
dorongan atau kebutuhan merupakan suatu tenaga yang berada pada diri individu
atau siswa yang mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan.[9] Motif
merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.[10] Menurut
Mc Donald, “Motivasion is a energy change within the person characterized by
afektive arousal and anticipatory goal reactions”
”motivasi adalah suatu
perubahan energy di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan”[11]
Jadi motif erat hubungannya dengan
tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau
tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang
menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya
penggerak/pendorongnya.
6)
Sikap siswa
Dalam arti sempit sikap adalah
pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Bruno (1987), sikap (attitude)
adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau
buruk terhadap orang atau barang tertentu.[12] Sikap
merupakan gejala internal yang berdimensi afektif, berupa kecenderungan untuk
mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek tertentu,
seperti orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.[13]
7)
Kesiapan
Kesiapan atau readiness menurut
Jamies Drever adalah Preparedness to respond or react. Kesiapan adalah
kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.
8)
Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana
alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
c.
Faktor Kelelahan
Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yakni
kelelahan jasmani (fisik) dan kelelahan rohani (psikis). Kelelahan jasmani
dengan terlihat lemahnya tubuh, sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk berbuat
sesuatu termasuk belajar menjadi hilang.
d.
Lupa
Gulo (1982) dan Robber (1988) dalam Syah
(1996: 158) menyatakan bahwa lupa adalah ketidakmampuan mengenal atau mengingat
sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami.[14]
Muhibbin menyajikan sebuah tabel faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar yaitu:[15]
Ragam Faktor dan Elemennya
|
||
Internal Siswa
|
Eksternal Siswa
|
Pendekatan Belajar Siswa
|
1.
Aspek fisiologis
· Tonus jasmani
· Mata dan telinga
2.
Aspek psikologis
·
Intelegensi
·
Sikap
·
Minat
·
Bakat
·
Motivasi
|
1.
Lingkungan sosial
· Keluarga
· Guru
dan staf
· Masyarakat
· Teman
2.
Lingkungan non sosial
· Rumah
· Sekolah
· Peralatan
dan Alam
|
1.
Pendekatan tinggi
·
Speculative
·
Achieving
2.
Pendekatan sedang
·
Analytical
·
deep
3.
Pendekatan rendah
·
Reproductive
·
Surface
|
[8] Omar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung:
Sinar Baru Algensindo Offset, 2010), Cet VII, hlm. 160.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar