Sabtu, 01 Desember 2018

FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI BELAJAR



FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI BELAJAR







Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi  belajar, termasuk ke dalam internal atau intern, yakni faktor dari dalam diri siswa. Faktor ini terdiri atas  empat aspek yaitu aspek fisiologis (bersifat jasmaniah), faktor psikologis (bersifat rohaniah), kelelahan dan lupa :
a.      Aspek Fisiologis
Aspek fisiologis mempengaruhi  belajar berkenaan dengan keadaan atau kondisi umum jasmani seseorang, misalnya menyangkut kesehatan atau kondisi tubuh, seperti sakit atau terjadinya gangguan pada fungsi-fungsi tubuh.[1] Faktor ini menyangkut hal-hal yang berhubungan  dengan hidup jasmani murid, seperti rasa rendah diri karena gangguan yang berupa cacat jasmaniah, berupa penyakit dan kelainan-kelainan bentuk tubuh dan sebagainya.[2]
b.      Aspek Psikologi
Faktor-faktor yang termasuk aspek-aspek psikologi yang dipandang esensial adalah:
1)      Intelegensi
Kecerdasan atau intelegensia adalah kemampuan seseorang untuk berpikir, bertindak, dan menguasai lingkungannya.[3] Intelegensi merupakan kecakapan yang terdiri atas tiga jenis yaitu (1) kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, (2) mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, (3) mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.[4]
2)      Perhatian
Gazali Slameto (1991) menyatakan bahwa perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau benda-benda atau sekumpulan objek.
3)      Minat
Hilgard memberikan rumusan tentang minat adalah sebagai berikut: “Interst is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content.
“Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”.[5]
Minat terhadap ilmu pengetahuan serta proses untuk mendapatkannya dicapai dengan cara eksplorasi, observasi dan eksperimen.[6]
4)      Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah ”the capacity to learn”. Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar.[7] Bakat turut menentukan perbedaan-perbedaan pada hasil belajar, sikap, minat, dan lain-lain.[8] Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

5)      Motivasi siswa
Motif atau biasa juga disebut dorongan atau kebutuhan merupakan suatu tenaga yang berada pada diri individu atau siswa yang mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan.[9] Motif merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.[10] Menurut Mc Donald, “Motivasion is a energy change within the person characterized by afektive arousal and anticipatory goal reactions”
”motivasi adalah suatu perubahan energy di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan”[11]
Jadi motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya.

6)      Sikap siswa
Dalam arti sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Bruno (1987), sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.[12] Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi afektif, berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek tertentu, seperti orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.[13]
 
7)      Kesiapan
Kesiapan atau readiness menurut Jamies Drever adalah Preparedness to respond or react. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.
8)      Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

c.       Faktor Kelelahan
Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yakni kelelahan jasmani (fisik) dan kelelahan rohani (psikis). Kelelahan jasmani dengan terlihat lemahnya tubuh, sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk berbuat sesuatu termasuk belajar menjadi hilang.

d.      Lupa
Gulo (1982) dan Robber (1988) dalam Syah (1996: 158) menyatakan bahwa lupa adalah ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami.[14]
Muhibbin menyajikan sebuah tabel faktor-faktor yang mempengaruhi  belajar yaitu:[15]
Ragam Faktor dan Elemennya
Internal Siswa
Eksternal Siswa
Pendekatan Belajar Siswa
1.      Aspek fisiologis
·      Tonus jasmani
·      Mata dan telinga
2.      Aspek psikologis
·         Intelegensi
·         Sikap
·         Minat
·         Bakat
·         Motivasi
1.      Lingkungan sosial
·   Keluarga
·   Guru dan staf
·   Masyarakat
·   Teman
2.      Lingkungan non sosial
· Rumah
· Sekolah
· Peralatan dan Alam
1.      Pendekatan tinggi
·    Speculative
·    Achieving
2.      Pendekatan sedang
·     Analytical
·     deep
3.      Pendekatan rendah
·   Reproductive
·   Surface


[1] Tohirin, Op. Cit. hlm. 127.
[2]Muzayyin Arifin, Op. Cit.,  Hlm. 169.
[3] Cipta Ginting, Op. Cit., hlm. 95.
[4] Tohirin,Loc. Cit., hlm. 128.
[5] Ibid., hlm. 130
[6] Sintha Ratnawati, Op. Cit.,hlm. 107.
[7] Tohirin, Op. Cit. hlm.131.
[8] Omar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset, 2010), Cet VII, hlm. 160.
[9] Ibrahim R dan Nana Syaodih, Op. Cit. hlm. 27.
[10] Tohirin, Loc. Cit., hlm. 133.
[11] Omar Hamalik, Op. Cit.,  hlm, 173.
[12] Muhibbin Syah, Op. Cit.,  hlm. 118.
[13]Tohirin, Op. Cit.,  hlm. 134.
[14] Ibid., hlm 137.
[15] Muhibbin Syah, Op. Cit.,  hlm.137.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar