PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media
berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara
harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar”.[1] Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara ( وسائل ) atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan.[2]
Beberapa
ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Menurut Vernon S. Gerlach
dan Donald P. Ely dalam rohani (1997:2), Pengertian media ada dua macam, yaitu
arti sempit dan arti luas. Arti sempit, bahwa media itu berwujud: grafik, foto, alat
mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses serta
menyampaikan informasi. Menurut “arti luas”, yaitu kegiatan yang dapat
menciptakan suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru.[3]
Sadiman
(2005:6) mengatakan media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
ke penerima pesan.[4]
Sementara itu, Robert Heinich, dkk (2002:10) dalam bukunya “Intructional
Media and Technologies for Learning” mendefinisikan, media adalah saluran
informasi yang menghubungkan antara sumber informasi dan penerima.[5] Robert Heinich dan kawan-kawan
dalam angkowo (2007:11) menyatakan bahwa “A medium (plural media) is a
channel of communication, example include film, televition, diagram priented,
materials, computers, and intruktors”. Media adalah saluran komunikasi
termasuk film, televisi, diagram, materi cetak, komputer, dan instruktur.[6]
Sedangkan,
National Education Associaton / NEA (1969) mengungkapkan bahwa media merupakan
benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan pembelajaran, dapat mempengaruhi
efektifitas program intruksional.[7] AECT (Assicistion of
Education and Communication Technology, 1977) memberi batasan tentang media
sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi.[8]
Istilah
“media” bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata “teknologi” yang
berasal dari kata latin tekne (bahasa inggris “art”) dan logos
(bahasa Indonesia “ilmu”). Dalam konsep ini, media dinilai sebagai teknologi
pembelajaran.[9]
Adapun
ciri-ciri umum batasan media yang dikemukakan Arsyad yaitu:
1) Media pendidikan memiliki pengertian
fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu
suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.
2) Media pendidikan memiliki pengertian
nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu
kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang
ingin disampaikan kepada siswa.
3) Penekanan media pendidikan terdapat
pada visual dan audio.
4) Media pendidikan memiliki pengertian
alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
5) Media pendidikan digunakan dalam
rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
6) Media pendidikan dapat digunakan
secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil
(misalnya: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer,
radio tape / kaset, video, video recorder).
7) Sikap, perbuatan, organisasi,
strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.[10]
Salah
satu gambaran yang banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan
media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experience (kerucut
pengalaman Dale) (Dale, 1969).[11]
Uraian di atas menunjukkan bahwa
belajar itu dapat ditempuh melalui berbagai cara, yaitu dengan mengalaminya
secara langsung (dengan cara melakukan dan berbuat), dengan mengamati orang
lain, dengan membaca dan mendengarkan.[12]
[1] HM. Musfiqon, PengembanganMedia dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta :
Presentasi Pustaka, 2012), hlm. 26.
[2] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,(Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 3.
[3] HM. Musfiqon, Op. Cit., hlm. 26
[4] Ibid.
[5] Ibid.
[6] Ibid., hlm. 27.
[7] Ibid.
[8] Azhar Arsyad,Op.Cit., hlm. 3.
[9] HM. Musfiqon, Op. Cit. ,hlm. 27
[10] Azhar Arsyad,Op.Cit., hlm. 6-7.
[11] Ibid., hlm. 10.
[12] Nana Sudjana,
Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,
(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), Cet. XI, hlm109.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar