Jumat, 30 November 2018

PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN


PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar”.[1] Dalam bahasa Arab, media adalah perantara ( وسائل )  atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[2]
Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Menurut Vernon S. Gerlach dan Donald P. Ely dalam rohani (1997:2), Pengertian media ada dua macam, yaitu arti sempit dan arti luas. Arti sempit, bahwa media itu berwujud: grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi. Menurut “arti luas”, yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru.[3]
Sadiman (2005:6) mengatakan media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.[4] Sementara itu, Robert Heinich, dkk (2002:10) dalam bukunya “Intructional Media and Technologies for Learning” mendefinisikan, media adalah saluran informasi yang menghubungkan antara sumber informasi dan penerima.[5] Robert Heinich dan kawan-kawan dalam angkowo (2007:11) menyatakan bahwa “A medium (plural media) is a channel of communication, example include film, televition, diagram priented, materials, computers, and intruktors”. Media adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi, diagram, materi cetak, komputer, dan instruktur.[6]
Sedangkan, National Education Associaton / NEA (1969) mengungkapkan bahwa media merupakan benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan pembelajaran, dapat mempengaruhi  efektifitas program intruksional.[7] AECT (Assicistion of Education and Communication Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.[8]
Istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata “teknologi” yang berasal dari kata latin tekne (bahasa inggris “art”) dan logos (bahasa Indonesia “ilmu”). Dalam konsep ini, media dinilai sebagai teknologi pembelajaran.[9]
Adapun ciri-ciri umum batasan media yang dikemukakan Arsyad yaitu:
1)      Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.
2)      Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3)      Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
4)      Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
5)      Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
6)      Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape / kaset, video, video recorder).
7)      Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.[10]
Salah satu gambaran yang banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone of Experience (kerucut pengalaman Dale) (Dale, 1969).[11]


Uraian di atas menunjukkan bahwa belajar itu dapat ditempuh melalui berbagai cara, yaitu dengan mengalaminya secara langsung (dengan cara melakukan dan berbuat), dengan mengamati orang lain, dengan membaca dan mendengarkan.[12]


[1] HM. Musfiqon,  PengembanganMedia  dan Sumber Pembelajaran, (Jakarta : Presentasi Pustaka, 2012), hlm. 26.
[2] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011),  hlm. 3.
[3] HM. Musfiqon, Op. Cit., hlm. 26
[4] Ibid.
[5] Ibid.
[6] Ibid., hlm. 27.
[7] Ibid.
[8] Azhar Arsyad,Op.Cit., hlm. 3.
[9] HM. Musfiqon, Op. Cit. ,hlm. 27
[10] Azhar Arsyad,Op.Cit., hlm. 6-7.
[11] Ibid., hlm. 10.
[12] Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar  Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), Cet. XI, hlm109.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar